Monday, July 14, 2008

Kontrak Dongfang di PLTU Tanjung Kasam diputus

Setelah terjadi tarik ulur, akhirnya kontrak Dongfang Electric Company asal China diputus karena tidak mampu menyelesaikan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Tanjung Kasam, Batam sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

Margamulia Arifin, Direktur Utama PT TJK Power, mengatakan pemutusan kontrak antara TJK dan Dongfang dilakukan pada 30 Juni lalu atas kesepakatan bersama.

"Berbagai persoalan internal dan eksternal menyebabkan Dongfang tidak mampu melanjutkan pengerjaan PLTU Tanjung Kasam, sehingga kami harus mengundang kontraktor lain," ujarnya kepada Bisnis kemarin.

Dia menjelaskan TJK akan menggelar beauty contest untuk mencari kontraktor pengganti Dongfang dalam melanjutkan pembangunan PLTU Kasam berkapasitas 2x55 megawatt senilai US$126 juta.

Perusahaan itu sudah mengirimkan surat undangan kepada dua kontraktor asal China lainnya, yakni China Machinary Export Corporation (CMEC) dan China Huadian Engineering Corporation (CHEC).

"Kami sedang melakukan pembahasan untuk menentukan pengganti Dongfang dan dalam waktu dekat ini sudah bisa diputuskan," ujar Margamulia.

Kendati terjadi penggantian kontraktor, pengerjaan proyek PLTU Tanjung Kasam akan selesai tepat pada waktunya, sekitar awal 2011 atau 28 bulan ke depan.

Jadwal penyelesaian 28 bulan itu, katanya, merupakan jadwal normal dalam pengerjaan sebuah pembangkit uap dan masalah waktu akan dijadikan bahan evaluasi bagi pemenang beauty contest nantinya.

Dia mengungkapkan ingin lebih cepat sehingga masalah kelistrikan di wilayah ini bisa teratasi.

Mengejutkan

Pemutusan kontrak Dongfang dalam proyek pembangkit uap itu cukup mengejutkan banyak pihak, terutama Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau yang begitu getol mempertanyakan tentang kelanjutan proyek tersebut.

Dalam beberapa kesempatan, Gubernur Kepri Ismeth Abdullah bahkan pernah mengusulkan kepada Menteri ESDM agar pemerintah memutus kontrak Dongfang karena tidak mampu mempercepat penyelesaian proyek tersebut.

"Sudah bertahun-tahun proyek ini belum juga menunjukkan tanda-tanda penyelesaian. Kami sudah usulkan untuk mengganti kontraktornya," tutur Ismeth.

Margamulia menilai keterlambatan pengerjaan proyek itu oleh Dongfang dipicu oleh berbagai masalah eksternal dan internal, yaitu kenaikan harga bahan baku besi baja sebagai dampak ekonomi global dan penguatan mata uang Yuan terhadap dolar, AS serta gempa bumi di Sichuan, China yang menyebabkan kerusakan parah di fasilitas pabrik Dongfang

Akibatnya, pada Juni lalu, Dongfang sempat mengajukan penyesuaian harga (price adjustment) sebesar US$40 juta yang menyebabkan membengkaknya nilai proyek menjadi US$166 juta.

"Hambatan yang bersifat force majeure ini mengharuskan Dongfang untuk melangsungkan konsolidasi internal di RRC sehingga menunda sejenak proses procurement PLTU Tanjung Kasam yang sedang berlangsung," paparnya.

Hingga saat ini, Dongfang telah menyelesaikan pekerjaan dalam tahap engineering seperti conceptual design, baltimetry untuk Jetty, soil test, load test. Kemajuan pembangunan PLTU di lapangan dapat dilihat dari keberadaan pematangan lahan, pagar pengaman, project site office, transmisi 150 kV, dan beberapa bukti fisik lainnya

No comments:

Post a Comment