Tuesday, August 5, 2008

Digital Island or Intelligent Island, mau yang mana?? (2)

Digital or intelligent island di Batam memang masih sebatas wacana. Komitmen nyata baru muncul dari para operator seperti Telkom dan Indosat. Sedangkan pemerintah setempat hanya baru bisa ngomong doang. Bagaimana mau ngurusin soal intelijensi atau digitalisasi sebuah pulau, lha wong ngurus jalan aja belum mampu.

Tapi ada baiknya bila saya berbagi informasi sedikit mengenai penyiapan manajemen infrastruktur berbasis IT dalam sebuah kota. Saat berkunjung ke Bandar Baru Nusajaya - Johor Bahru, akhir pekan lalu, terlihat bagaimana kesiapan mereka membangun sebuah kota lengkap dengan konsep kota pintar alias intelligent city.

Ada empat strategic initiative yang mereka dalam membangun sistem dan proses sebuah kota pintar yaitu: intelligent city management platform, safety and security, multi-telco environment, dan eco-Nusajaya.

Pertama, intelligent city management platform terdiri dari city management system yang meliputi beberapa kebijakan penyediaan sarana publik seperti air bersih, transportasi, telekomunikasi, keamanan, energi, kesehatan, pengolahan limbah, dan lingkungan. Kemudian application and services yang meliputi penyediaan e-government, city management, city planning, facilities management, safe city, emergency response, e-services, crisis management, dan marketing.

Kedua platform itu teraplikasi secara terstruktur dalam portal utama Nusajaya dimana nantinya para pebisnis, penduduk kota, pemerintah, dan para pengunjung/pelancong bisa mengakses semua kebutuhannya secara online dan real time melalui portal tersebut.

Kedua, safety and security. Pengembang bandar baru Nusajaya ini akan menerapkan sebuah konsep pencegahan terhadap tindakan kejahatan yang mungkin akan terjadi dalam kawasan kota baru tersebut. Namanya Crime Prevention through Environmental Design (CPTED). Sistem ini akan diaplikasikan dalam tiga metode yakni Natural Territorial Reinforcement, Natural Surveillance Control, dan Natural Access Control yang semuanya berbasis IT dan terencana.
Aplikasi konsep yang terintegrasi di atas dikenal dengan nama Civil Command, Control, Communications, Computers and Intelligence atau Civil C4i.

Ketiga, multi-telco environment, dimana penyediaan sarana infrastruktur dan jaringan telekomunikasi berbasis layanan, menjadi keharusan dalam pencapaian kota pintar di Nusajaya.
Keempat, eco-Nusajaya, mengimplementasikan kegiatan pembangunan yang ramah lingkungan mulai dari penyediaan air baku, pengolahan limbah, manajemen energi, dan konservasi.

Keempat strategic initiative itulah yang kini sedang diaplikasikan oleh UEM Land Bhd, dan Pemerintah Johor Bahru dalam pembangunan bandar baru Nusajaya. Jika lancar, maka pada 2011, konsep tersebut akan terealisasi.

Nah, apa korelasinya dengan pencanangan Batam Digital Island? Tidak ada, sebab Batam dan Nusajaya berbeda ruang dan waktu (kita beda satu jam lho..). Yang menyamakan adalah kita sama-sama sebuah kota. Yang membedakan, Batam dulu tumbuh melalui perencanaan tapi kini berkembang seperti tanpa rencana, sedangkan Nusajaya memang direncanakan menjadi sebuah kota.

Apa cukup pencanangan tanpa ada perencanaan dan disain? Ya jelas tidak donk, kalo memang pemkot serius mau mengembangkan menjadi pulau pintar dan digital, paling tidak kita--rakyatnya yang awam ini--bisa tahu bagaimana disain untuk menjadi sebuah pulau pintar. Bukan sekedar pencanangan tanpa dasar. Kasian deh..

1 comment:

  1. Yang pasti manajemen yang dipake oleh Pemkot batam adalah manajemen latah dan reaktif
    melihat dimana-mana tumbuh cafe-cafe yang melayani hotspot buat para netter yang nyari bandwith gratisan, kesannya bakalan ketinggalan jaman kalo pemkot batam nggak ikut-ikutan woro-woro ke publik kalau mereka mau membuat Digital Island

    Tapi ya begitu lah kalo semuanya hanya timbul saat lagi butuh ato pas ada, persis seperti orang yang kebelet dan sibuk nyari toilet buat ngelepas hajat, hal-hal seperti ini cuma rame pada saat pencanangan, dan karena emang nggak ada perencanaan yang matang sebelumnya, nggak beda jauh dengan kondisi kebelet tadi, begitu hajat terlepas, lupalah apa yang membuat sibuk harus nyari toilet tadi

    kelemahan utama dari para birokrat adalah nggak pernah bisa bikin perencanaan dalam arti perencanaan yang sesungguhnya!!!

    ReplyDelete