Thursday, August 23, 2007

What is the latest news...

Kemarin 22 Agustus 2007, pukul 17.00, empat orang wartawan nasional, saya (Bisnis Indonesia), Ferry dari Kompas, Emerson dari Media Indonesia, dan Janattunnaim dari LKBN Antara berkesempatan berdialog dengan Ketua Otorita Batam Mustafa Widjadja di ruang kerjasanya.

Dengan wajah sumringah dan penuh senyum, pak Ketua memasuki ruang dialog dan tanpa basa basi langsung to the point membahas isi PP No. 46 Tentang FTZ Batam. Dengan lugas dan penuh keyakinan, beliau membantah kesimpangsiuran berita mengenai nasib institusi Otorita Batam pasca disahkannya PP ini.

"Saya ingin tegaskan bahwa seluruh aset dan pegawai OB akan dialihkan kepada Badan Pengusahaan Kawasan. Dengan kata lain, OB hanya tinggal nama, sedangkan organisasinya sudah berganti," demikian ujar Mustofa.

Penampilan Pak Mus, demikian beliau sering disapa, memang beda dibandingkan lima hari belakangan ini. Pasalnya, pemberitaan media lokal yang menyebutkan OB akan dibubarkan pada 2008 telah memicu keresahan mulai dari karyawan level terendah hingga eselon termasuk sang ketua.

Karyawan level rendah di OB tentu merasa nasibnya tidak lama lagi dan ini berarti bencana di depan mata. Mereka lah yang paling kebakaran jengkol..eh jenggot akibat pemberitaan yang tidak bertanggung jawab tersebut.
Pada satu sisi, pernyataan sang Ketua dalam menanggapi berita itu pun masih mengundang tanya dan mempertegas keraguan para karyawan.
"Saya akui, ketika berita itu muncul, saya tidak berani ngomong panjang lebar, karena itu baru rancangan PP, saya tidak mau salah memberikan pernyataan," tegasnya.

Tanggal 22 Agustus lalu, Presiden SBY meneken tiga PP tentang FTZ di BBK dan ini berarti kepastian semakin menggelayut tidak saja bagi Pulau Batam tapi juga bagi Otorita Batam dan karyawannya.
Media lokal yang getol memberitakan pembubaran OB mesti mencabut kembali beritannya karena ternyata interpretasi sepihak itu sama sekali tidak benar dan tidak bertanggung jawab.

"Mestinya karyawan saya sudah lega, karena pemberitaan seputar pembubaran tidak terbukti sama sekali. Dan saya juga lega dengan keluarnya PP ini," tandas Pak Mus.

Kami, empat orang jurnalis yang diundang khusus sore itu bisa merasakan keriangan dan kelegaan yang menghinggapi diri Pak Mus dan institusinya. Berulang kali, beliau mempertegas posisi OB dalam PP itu.
Karena konteks dialog kami kemarin seputar PP No.46/2007, maka tidak banyak statement penting yang diberikan oleh sang ketua, kecuali ya..pasal demi pasal yang ada dalam PP.
Gempuran pertanyaan dari kami berempat tentang potensi konflik dengan Pemkot Batam, masa depan OB dan asetnya, pembangunan infrastruktur, dan retorita lainnya, sukses dijawab dengan aman oleh pak Ketua.
"Saya berbicara berdasarkan PP ini lho..," tutur Pak Mus.

Setelah menghabiskan teh hangat yang sudah dingin akibat dihembus AC dan ngalor ngidul selama kurang lebih satu jam, dialog pun berakhir. Kami berempat beranjak meninggalkan ruangan dengan berbagai pertanyaan yang menggelayut tanpa jawaban dan bayangan berita yang harus disusun buat besok.
Tak lama setelah kami sampai di luar gedung, azan Magrib pun menggema dari Mesjid Raya Batam maka kami pun meninggalkan gedung OB yang sebentar lagi menjadi Gedung Badan Pengusahaan Kawasan FTZ Batam.

Tabiak buat OB
Selamat buat Pulau Batam..

No comments:

Post a Comment