Friday, June 6, 2008

Singapura bantah tutup Terminal Harbour Front

Singapore Cruise Centre (SCC) Pte Ltd, pengelola Harbour Front Ferry and Cruise Terminal, tidak berencana menutup terminal itu untuk kapal feri dari Batam.

Kepastian ini diperoleh dari Singapore Tourism Board (STB) menanggapi keluhan para pengelola feri jurusan Batam-Singapura. Mereka keberatan jika rute dialihkan dari Harbour Front ke Tanah Merah Ferry Terminal.

Simon, Direktur PT Kurnia Djaja Wisata, mengatakan beberapa agen perjalanan sudah bertemu dengan STB, dan kabar pengalihan rute itu tidak benar sama sekali.

"Bahkan SCC sedang melakukan renovasi ruang tunggu bagi penumpang feri di Harbour Front dan kabarnya terminal kapal pesiar yang akan dipindahkan ke Marina Bay bila kawasan itu selesai dibangun pada 2009," ujarnya kemarin.

Kemarin, para operator feri yang melayani rute Batam-Singapura melakukan rapat dengan Kadin Kepulauan Riau untuk membahas mengenai rencana penutupan terminal tersebut bagi kapal feri.

Dalam pertemuan itu, Nada Faza Soraya, pengelola kapal feri Penguin, menegaskan jika penutupan jadi direalisasikan, akan merugikan para penumpang dari Batam karena jarak tempuh semakin jauh dan biaya semakin besar.

"Perjalanan bisa ditempuh hingga 2 jam, belum lagi harga tiket yang semakin tinggi dan ongkos dari terminal Tanah Merah ke tengah Kota Singapura yang cukup jauh," ungkapnya.

Saat ini rata-rata waktu tempuh kapal dari Batam ke Singapura mencapai 45 menit sampai satu jam bergantung pada dari mana lokasi terminal berangkatnya. Harga tiket rata-rata sebesar Sin$18-Sin$21 untuk pulang pergi (PP).

Informasi mengenai penutupan Harbour Front bagi kapal feri dipublikasikan oleh koran lokal Singapura dan melalui surat pemberitahuan kepada para pengelola kapal feri di Batam.

Kebijakan tidak populer itu jelas membuat para operator panik karena biaya operasional akan semakin tinggi. Jika kondisi itu terjadi, ada potensi arus kunjungan wisatawan Indonesia ke Singapura melalui Batam akan turun.

Berdasarkan data, jumlah kunjungan warga Indonesia ke Singapura via Batam mencapai sekitar 1,2 juta per tahun, dan dari seluruh Kepulauan Riau mencapai sekitar 1,3 juta per tahun.

"Dengan biaya yang semakin tinggi dan waktu tempuh yang cukup lama, orang akan berpikir untuk naik pesawat saja langsung dari Jakarta ke Singapura. Jika ini terjadi, Batam akan terkena dampaknya," kata Ketua Kadin Kepulauan Riau Johanes Kenedy.

Makin mahal

Saat ini para wisatawan domestik yang ingin melancong ke Singapura via Batam harus berpikir ulang karena ongkos perjalanan ke Negeri Singa itu tidak semurah dahulu.

Di luar harga tiket sebesar Sin$18 PP, penumpang akan dikenakan sea port tax sebesar Sin$21 di Singapura dan Sin$7 di Batam.

Total biaya tiket dan pajak saja bisa mencapai Sin$47 per penumpang, jika dikonversikan sekitar Rp319.600 (kurs Rp6.800 per Sin$).

"Kebijakan pengelola terminal di Singapura menaikkan tarif sea port tax ini sangat memberatkan penumpang," tegas Zulkifli Amura, Ketua Indonesian National ShipOwner Association (INSA) Batam.

No comments:

Post a Comment