Wednesday, May 9, 2007

Lima PMA dan PMDN tutup operasi sepanjang 2007

BATAM: Lima perusahaan asing dan domestic yang tutup operasi sepanjang 2007 di Kawasan Ekonomi Khusus Batam-Bintan-Karimun (KEK-BBK) mengakibatkan 6.000 orang karyawan kehilangan lapangan kerja.
Kelima perusahaan itu masing-masing PT Livatech Elektronik Indonesia di Batam yang mempekerjakan 1.400 karyawan, di Bintan tercatat PT National Garment Bintan (NGB) sebanyak 2.600 karyawan, PT Pacific Garment Manufacturing sebanyak 800 karyawan, PT Nordek sebanyak 400 orang, dan PT Karimun Granit (KG) sebanyak 600 orang.
Berdasarkan catatan Bisnis, perusahaan tersebut menghentikan operasinya selama rentang waktu empat bulan terakhir yang disebabkan oleh beragam masalah mulai dari iklim investasi, masalah internal, hingga berbagai peraturan yang menghambat investasi.
PT Livatech asal Malaysia yang berada di Kawasan Industri Kara Batam mempekerjakan 1.400 karyawan terpaksa tutup operasi karena manajemen tidak mampu menanggung kerugian lebih lama lagi. Bahkan, pemilik perusahaan yang warga Malaysia terpaksa melarikan diri ke Singapura.
Walaupun akhirnya hak karyawan dibayarkan setengah dari kewajiban, namun penutupan perusahaan itu memberikan nestapa bagi pekerjanya.
Aksi hengkang juga terjadi di Pulau Bintan. Pulau yang ditetapkan sebagai KEK bersama Batam dan Karimun itu juga memiliki persoalan yang tak kalah pelik. PT Bintan Inti Industrial Estate (BIIE) yang mengelola KI Bintan di Lobam dibuat pusing oleh aksi tutup oleh tiga perusahaan selama 2007 ini.
Kasus terbaru adalah tutupnya PT NGB asal Hongkong yang mempekerjakan 2.600 karyawan. Perusahaan garment setengah jadi itu terpaksa tutup karena tidak sanggup bersaing di pasar internasional.
“Sejak 2003, PT NGB sudah menyatakan rugi karena produk mereka tidak kompetitif di pasar internasional dan 2007 ini mereka memastikan tutup dan keluar dari KI Bintan,” ujar Jamin Hidajat, Liaison Officer PT BIIE.
Sebelumnya, dua PMA lain yakni PT Pacific Garment Manufacturing asal Singapura dan PT Nordek, perusahaan perakitan elektronik asal Italia, juga sudah lebih dulu tutup dan keluar dari Bintan.
Selain memecat karyawan, berhentinya operasi PMA-PMA itu juga memberikan citra tidak bagus bagi kawasan ekonomi khusus Bintan. Walaupun alasan internal, namun tetap saja memberikan efek negative bagi kawasan.
“Pemerintah seharusnya mulai memberikan perhatian terhadap iklim yang tidak bagus ini. Citra KEK BBK harus dikembalikan dengan mengeluarkan aturan yang lebih pro investasi,” papar Jamin.
Jamin boleh khawatir dan was-was, pasalnya dari lima perusahaan yang tutup di KEK BBK ini, sebanyak tiga diantaranya berasal dari KI Bintan.
Selain Batam dan Bintan, di Karimun pun mengalami hal serupa. PT Karimun Granit, sebuah perusahaan pertambangan granit, terpaksa berhenti beroperasi karena empat jajaran manajemennya ditahan oleh Kepolisian Daerah Kepulauan Riau.
Ke-empatnya juga ditetapkan sebagai tersangka atas kasus pengrusakan 19 hektar areal hutan lindung di Gunung Betina dan Jantan, Karimun.
PMDN yang sahamnya dimiliki warga Singapura itu mempekerjakan 600 orang karyawan dan kini semuanya dirumahkan dan aktivitas pertambangan dihentikan sama sekali.

No comments:

Post a Comment